GUO6TUA8TUM8GpW6TfdiTfWiTi==

Kata Media Asing soal Banjir Bali: 9 Orang Meninggal, Sebut Bencana Tidak Biasa


 

BALI - Banjir yang melanda di Bali akibat hujan deras sejak Selasa (9/9/2025) menjadi sorotan beberapa media asing, baik Australia, Singapura, Amerika Serikat (AS), dan Inggris. 

Sejumlah wilayah yang diterjang banjir adalah Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Tabanan. 

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, banjir Bali menyebabkan sembilan orang meninggal. Korban jiwa ditemukan di Kota Denpasar sebanyak lima korban meninggal dan dua orang hilang, Kabupaten Jembrana dua orang, Kabupaten Gianyar satu orang, dan Kabupaten Badung satu orang. 

“Imbas banjir tersebut, sebagian warga juga terpaksa harus mengungsi karena tempat tinggal mereka masih terendam banjir,” ujar Muhari dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (10/9/2025).

Lalu, apa kata media asing soal Bali banjir?

1. Channel News Asia (CNA) 

Media asal Singapura, CNA, memberitakan bahwa banjir yang menerjang Bali mengganggu sektor pariwisata di Pulau Dewata. Mengutip pernyataan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Denpasar I Nyoman Sidakarya, CNA menyebutkan, hujan deras yang terjadi sejak Selasa (9/9/2025) juga membuat dua bangunan di Denpasar roboh. 

Nyoman mengatakan, empat orang dilaporkan meninggal dunia dalam kejadian tersebut. CNA menambahkan bahwa banjir di Bali juga menyebabkan akses ke Bandara I Gusti Ngurah Rai menjadi terbatas dan kemacetan terjadi di berbagai titik. 

“Dua orang lagi meninggal dunia dan 85 orang telah dievakuasi di wilayah Jembrana, kata badan mitigasi bencana Indonesia pada hari Rabu,” tulis CNA dalam pemberitaannya, Rabu (10/9/2025).

“Banjir terus melanda Bali hingga Rabu, kata kepala BNPB Suharyanto kepada wartawan,” tambahnya.

2. ABC 

Media asal Australia, ABC, menyebutkan Bali dilanda banjir yang tidak biasa dan “mematikan”. 

Banjir disebabkan oleh hujan deras yang membuat air merendam rumah-rumah penduduk dan jalan-jalan utama sehingga terjadi evakuasi besar-besaran.

“Video yang dirilis oleh badan pencarian dan penyelamatan Denpasar menunjukkan tim penyelamat mengarungi air setinggi dada dengan perahu karet, berupaya menyelamatkan warga di daerah dataran rendah,” kata ABC, Rabu (10/9/2025).

ABC juga mengutip pengakuan warga Denpasar, Ni Made Anggraeni, terkait banjir yang terjadi dalam dua hari terakhir. Ia mengatakan, rumahnya terendam banjir sehingga keluarganya tidak bisa pergi ke mana pun. 

Made juga menyampaikan, wilayah Bali dilanda hujan yang tidak kunjung berhenti sejak Selasa (9/9/2025) pagi hingga Rabu (10/9/2025) pagi. 

“Kami terisolasi total hingga pukul 3 sore,” ujarnya. 

“Sepanjang hidup saya tinggal di Bali, ini pertama kalinya hal ini terjadi,” tambahnya.

3. Associated Press (AP) 

Kantor berita asal AS, AP, mengatakan bahwa banjir parah merendam ribuan rumah dan bangunan di kawasan permukiman dan tempat wisata. 

Pemerintah setempat mengambil langkah untuk memutus aliran listrik dan air yang membuat hotel, restoran, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya terpaksa menggunakan generator. 

AP juga menyoroti tanah longsor yang terjadi di 18 kecamatan di Kabupaten Karangasem, Gianyar, dan Badung. 

Bencana tersebut merusak 15 toko dan rumah serta sejumlah ruas jalan maupun jembatan. 

“Bencana ini juga mengakibatkan kerugian materi bagi para pedagang dan pelaku usaha pariwisata,” kata Gubernur Bali I Wayan Koster sebagaimana dikutip dari AP, Rabu (10/9/2025).

4. The Independent 

Media asal Inggris, The Independent, menyebutkan bahwa banjir Bali disebabkan oleh hujan deras pada Selasa (9/9/2025) malam dan Rabu (10/9/2025) pagi. 

Banjir melumpuhkan jalan-jalan utama dan hanya truk yang bisa menggunakan akses ke Bandara I Gusti Ngurah Rai. 

The Independent turut mengutip pengakuan Kim Eastough, warga Australia yang berada di Bali saat banjir terjadi.

Ia mengatakan, dirinya saat ini tinggal di pusat wisata Legian, sebelah utara Kuta, Denpasar.

Namun, hujan membuat tempat tinggalnya dipenuhi lumpur ketika air sudah mulai surut. 

“Saya tinggal di sini saat ini, jadi pembersihan ini akan terus berlanjut. Saya punya kolam renang, dan saya khawatir. Saya tidak ingin jatuh ke kolam renang karena saya tidak bisa melihat kolamnya,” kata Kim. (kompas.com).


Komentar0

Type above and press Enter to search.